Suara-Suara Penuh Iba

 

Oleh: Dhimas Pangeswara 


di dada jalan Bintaro Taman sisi barat, daun lebat berdesir disapa angin, beberapa daun jatuh pada celoteh sosok-sosok duduk di 

silang akar.


"gini hari gue belum dapat tarikan," ada nada bingung dari suara itu. 

"lha, gue juga, bukan cuma lo," ada tawa pada mimik duka. sosok lain bercanda damaikan resah di dada.


pohon rindang jadi bukti, sedih dan lara pencari rejeki di atas roda duka, kondisi ekonomi tidak biasa, bicara pun percuma, dianggap gonggong anjing, hilang terbawa deru asap knalpot.


sesekali gembira datang, "gue jalan dulu, alhamdulillah nih, ada tarikan." sosok lain turut bersyukur, hati meraung tangis tak sampai, orang-orang papa ingin dianggap ada, di negeri yang sungguh kaya.


mentari kian terik, orang-orang termangu di rindang pohon, tetap menunggu, hanya itu yang bisa, gema suara menghiba, "Tuhan, belah dada penguasa, buka mata dan nurani mereka."


Jakarta, 08 April 2025

___

Bionarasi:

Dhimas Pangeswara. Lahir di Jakarta, 31 Desember. Gemar menulis puisi, suka membaca, fotografi dan penyayang binatang. Buku puisi solo: Aku, Kamu, Kehidupan Sosial dan Alam serta Lintasan Langkah. Aktif di Asqa Imagination School (AIS) #56. IG: @mas.dhiem

Related Post

1 komentar:

Cari Artikel