Gulali di Ujung Jalan
Oleh: Delima Nadia
Di ujung jalan yang berdebu
pria tua berselimut waktu
memintal gulali jadi bunga merah jambu
mengundang tawa di langit kelabu
Tanganku lengket oleh manis yang cepat hilang
kenangan melekat seperti semut yang enggan pulang
Kami berebut bentuk bintang dan kupu-kupu
melupakan PR, suara Ibu dari pintu
Gulali kau bukan sekadar kapas gula
kau adalah sore lambat di bawah pohon waru
Cerita di pipi yang tersipu malu
janji manis yang luput dari buku
Kini jalan itu sunyi, beraspal rapi
penjualmu tak lagi berteduh di tikungan sepi
Namun setiap aroma gula terbakar yang singgah
membawa kembali masa kecilku yang pasrah
pada gulali yang tak pernah benar-benar musnah
Langit Borneo, 5 Agustus 2025
Sumber Ilustrasi:
___
Bionarasi:
Delima Nadia. Lahir di Kutai Kartanegara, 26 Januari 1996. Mulai menulis sejak 2019, sempat rehat, lalu aktif kembali pada 2024. Puisinya lahir dari luka dan pengalaman hidup yang dijalaninya. Ia menulis sebagai ruang pulang bagi rasa, dan kini bersemangat mengikuti berbagai perjalanan kelas sastra daring. FB: Delima Nadia | IG: @sherylonara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar