Napas yang Tak Kenal Sengal
Oleh: Imas Mulyati
Merdeka adalah ruang gerak;
terbebas dari rumus persamaan akar kuadrat
yang senantiasa mencengkeram;
tak ada garis-garis grafik yang mencibir;
tak ada rotasi bumi memutar-mutar pikir;
tak ada gerak molekul tinggalkan residu fisik.
Merdeka adalah pasung tanpa kunci
yang dipasang di tengah hutan;
terbuka bagi jiwa-jiwa tercabik
dan bebas lepas kapan pun hendak.
Merdeka adalah napas tak disekat,
langkah tanpa rantai
nikmati hangat mentari pagi
di antara doa, sisa-sisa luka.
Merdeka adalah bisik leluhur
yang bersembunyi di balik kabut;
sebut nama dengan getar sunyi,
bersemayam di antara denyut jantung dan gema nurani.
Ia tumbuh dalam dada
berdegup, debarkan cahaya cinta.
Bandung, 14 Agustus 2025
sumber Ilustrasi:
___
Bionarasi:
Imas Mulyati, kelahiran Garut pada 25 Mei 1971 adalah seorang Pengawas SMA pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Latar belakang pendidikan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Bandung mengantarkannya pada hobi menulis. Karya tunggalnya adalah Ruang Mimpi (Antologi Puisi), proses ISBN; tahun 2025; Jelajah Jiwa (Antologi Puisi Religi), ISBN 978-634-7060-15-0, tahun 2025; Untukmu Negeriku, Catatan Cinta Rakyat Jelata (kumpulan esai tentang pendidikan), ISBN: 978-634-7060-14-3, tahun 2025; Gejolak Rasa, ISBN: 978-623-7837-75-6, tahun 2024; Amorphophallus ISBN: 978-623-7837-81-7, tahun 2024; dan Fenomena Bahasa Indonesia: Permasalahan, Pembelajaran, Penilaian, dan Pendeteksian Kecurangan dalam Ujian, ISBN: 978-602-60391-9-4; 2017. Tergabung dalam komunitas penulis: ASIAN WOMEN WRITERS ASSOCIATION (AWWA), Media Guru Indonesia, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB), Berita Disdik Jawa Barat, Jendela Puspita Indonesia, Asqa Imagination School (AIS #56), dan komunitas lainnya. Telah memperoleh 4 penghargaan kepenulisan: Parasamya Susastra Nugraha 2024, Parasamya Suratma Nugraha 2024, Parasamya Susastra Nugraha 2023, dan Parasamya Suratma Nugraha 2023. IG: @imasmulyati_25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar