Meliana, Mama Dalam Kenangan

 


Oleh: Yehezkiel


Kosong melompong, sorot mata menyapu langit, sontak tersadar dalam lapar.

Dikau di takdir untuk berjuang, menghantam congkak dunia.


Laksana panah doa terlontar,

Menjadi tameng untuk tunasnya.

Membangunkan harapan,

Terus bergema meski tak lagi bisa bicara.


Jangan takut menjadi kuat,

Jangan lari dari masalah.

Via Dolorosa, melalui jalan penderitaan.


Dia Meliana, Dewi Kali untuk tunasnya,

Drupadi bagi Pandawanya.

Siram tunas dari Nirwana,

Menunggu senja untuk bertemu.


Aceh, 8 Oktober 2025


Sumber Ilustrasi

__

Bionarasi:

Yehezkiel Pernando Sihombing, kelahiran Cikampak, 29 Agustus 2003. Saat ini tinggal dan bekerja di Babussalam Lembah Alas, Aceh Tenggara. Pernah beberapa kali mendapatkan gelar juara saat kompetensi puisi antar sekolah tingkat kecamatan saat menjadi pelajar di SD swasta Grahadura Leidong Prima Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera Utara. 

Bergabung di kelas Asqa  Imagination School (AIS) #61 mulai bulan Agustus 2025. IG: @yehezkiels1h0mb1n9

Related Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Artikel